Minggu, 30 Desember 2012

Menentukan Pilihan Kuliah di Fakultas Pertanian, Perikanan, Peternakan dan Kehutanan Sebagai Bentuk Kontribusi Anak Bangsa dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan di Bumi Indonesia


Karya : Fitrah Akbar Citrawan


Setiap negara pastinya memiliki pemuda. Pemuda merupakan generasi penerus dari suatu bangsa. Pemuda mempunyai tugas yang sangat penting dalam memajukan negaranya. Kemajuan dan kemerosotan dari suatu bangsa akan ditopang ditangan para pemuda.

Dalam membentuk dan membekali para pemuda Indonesia untuk dapat bersaing dan mampu membangun negara, harus dibutuhkan suatu usaha yang tepat. Seperti dalam sektor pendidikan, pemuda Indonesia harus memperoleh pendidikan yang sesuai dengan bakat, minat, dan kepribadian serta tidak melupakan persoalan yang sedang melanda Negara Indonesia. Khususnya, memberikan pendidikan bagi anak negeri yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi.

Hal tersebut dikarenakan pendidikan di perguruan tinggi akan dapat membentuk pola pikir dan pengetahuan yang luas sesuai dengan bidang yang dipilih. Pemilihan bidang studi yang dipilih dengan memperhatikan persoalan yang terjadi di Indonesia serta memperhitungkan besar kontribusi akan memberikan dampak yang baik dalam menyelesaikan persoalan negara.

Salah satu persoalan yang sedang melanda Indonesia ialah ketahanan pangan. Sebelumnya, menurut Internasional Conference of Nutrition 1992, ketahanan pangan adalah tersedianya pangan yang memenuhi kebutuhan setiap orang, baik dalam jumlah dan mutu pada setiap saat untuk hidup sehat, aktif dan produktif.

Di era globalisasi ini ketahanan pangan Indonesia sangat diuji. Salah satu faktor penguji ialah pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237,6 juta jiwa. Dengan pertambahan jumlah penduduk sebesar 32,5 juta jiwa dari tahun 2000. Faktor lainnya ialah tingkat perekonomian rakyat Indonesia pada tingkat menengah kebawah. Berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik jumlah pengangguran terbuka pada Agustus 2010 sebanyak 8,32 juta jiwa.

Dengan adanya pertambahan jumlah penduduk dan meningkatnya angka pengangguran akan terjanggunya ketahanan pangan Indonesia. Akan timbul ketidak merataan pemasokan pangan di setiap daerah serta akan timbul pula ketidak sanggupan rakyat untuk membeli kebutuhan pangan sehari – hari.  Hal yang sangat penting untuk ditindak lanjuti ialah akan timbul pula penyakit kurang gizi yang beberapa tahun ini sudah meluas di berbagai daerah.

Dengan adanya realitas tersebut perlu ada tindakan untuk menyadarkan semua bangsa Indonesia terutama para pemuda yang akan melanjutkan kebangku perkuliahan. Dengan tujuan agar mereka dapat berperan serta dalam menjaga ketahanan pangan bumi pertiwi. Salah satu jalan untuk para pemuda ialah memilih kuliah di fakultas yang dapat meningkatkan  ketahanan pangan di Indonesia. Seperti, Fakultas yang mempelajari bidang pertanian, perikanan, peternakan serta kehutanan.

Bidang pertanian, perikanan, peternakan serta kehutanan merupakan salah kunci yang sangat tepat untuk meningkatkan ketahanan pangan Indonesia. Hal tersebut sangat didukung karena, Negara Republik Indonesia merupakan negara agraris dan maritim.

Sebab Negara Indonesia dijuluki sebagai negara agraris karena Indonesia memiliki prosentase kemampuan pertanian yang lebih tinggi dibandingkan sektor lain serta keadaan wilayah yang sangat mendukung. Membahas wilayah Negara Indonesia sangatlah bersyukur. Dengan kondisi tanah yang dapat ditanami oleh berbagai macam tanaman serta kondisi iklim yang mendukung merupakan nilai lebih dari pertanian indonesia.

Sebagai gambaran, peningkatan beberapa hasil pertanian telah diraih oleh para petani Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik jumlah produksi untuk bawang merah pada tahun 2010 tercatat sebesar 1,048,934 ton. Jumlah produksi tersebut naik dari tahun 2009 yang hanya sebesar 965,164 ton. Selain bawang merah, kelapa sawit juga mengalami peningkatan dalam hal produksi. Tercatat pada tahun 2010 mampu mencapai angka 5,032.8 ton.

Akan tetapi, terdapat pula hasil pertanian yang mengalami penurunan. Seperti produksivitas  cabai, pada tahun 2009 sebesar 5.89 ton/ha dan menurun menjadi 5.60 ton/ha pada tahun 2010. Selain cabai, gula tebu juga mengalami penurunan sejak tahun 2009.

Selain dalam bidang pertanian, ketahanan pangan juga dipengaruhi pada bidang perikanan, peternakan serta kehutanan. Hal tersebut dikarenakan sumber bahan makanan didapat dari keempat bidang tersebut. Jika bidang tersebut mengalami penurunan produksi maka akan terjadi penurunan ketahanan pangan di Indonesia.

Pada kondisi sekarang ini produksi hasil bidang tersebut mayoritas mengalami peningkatan dalam kuantitatif. Dalam bidang perikanan tercatat dari data Badan Pusat Statistik bahwa budidaya laut Indonesia secara keseluruhan mengalami peningkatan sejak tahun 2005 yang hanya sebesar 890,074 menjadi 3,514,702 ton pada tahun 2010. Budidaya tambak pada tahun 2005 sebesar 643,975 mengalami peningkatan menjadi 1,416,038 pada tahun 2010. Untuk produksi ayam ras pedagang naik pada tahun 2010 sebesar 1,249,952 ekor. Serta produksi coklat mencapai 70,919 ton pada tahun 2010.

Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun  1945 pada pasal 33 ayat 3 yang berisi bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar-sebesar untuk kemakmuran rakyat. Dengan arti, pasal tersebut mengamanatkan kepada pemerintah sebagai unsur negara untuk mengelola serta meningkatkan hasil dari kekayaan alam Indonesia serta menciptakan kemakmuran kepada rakyat khususnya, dalam meningkatkan ketahanan pangan.  Hal tersebut juga berkaitan dengan Tap MPR No. VII tahun 2001 yaitu, Visi Indonesia Masa Depan yang salah satu indikatornya ialah kesejahteraan, kemajuan, serta kemandirian rakyat Indonesia.

Dalam meningkatkan ketahanan pangan, pemerintah melalui Kementrian Pertanian mencanangkan target utama yang salah satunya ialah swasembada pangan. Target tersebut dilaksanakan dari tahun 2010 sampai 2014.  Swasembada pangan merupakan cara yang lebih difokuskan dalam meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia dibandingkan dengan cara mengimpor pangan. Di Indonesia swasembada khususnya beras telah terjadi pada tahun 1983, 2004,  dan 2008. Dengan memfokuskan swasembada pangan maka akan dibutuhkan peran semua elemen masyarakat agar tercapainya target ketahanan pangan.

Kembali kepada kontribusi  para pemuda Indonesia. Dengan mempelajari ilmu tentang perikanan, pertanian, peternakan  serta kehutanan maka akan dihasilkan ilmuwan – ilmuwan baru di Indonesia. Mereka dapat menciptakan metode-metode yang tepat dalam menciptakan keswasembada pangan. Mereka akan mampu  menciptakan bibit-bibit unggul yang sesuai dengan kondisi pertanian serta tidak menciptakan dampak negatif bagi lingkungan.

Membahas persoalan bibit unggul sekarang ini dapat memberikan dampak negatif bagi lingkungan dan tubuh manusia. Dampak negatif tersebut ialah eksploitasi bibit yang akan mengakibatkan sistem seleksi alam terganggu, sistem penguraian hasil akan berakibat buruk terhadap lingkungan, hasil dari penelitian bibit biasanya berdampak pada bibit yang selanjutnya, tidak baik untuk tubuh karena adanya senyawa yang kurang baik bagi tubuh serta
bakteri yang terkandung dapat mengakibatkan penyakit namun bila di konsumsi secara terus menerus. Dengan adanya dampak negatif tersebut para pemuda ditantang untuk mampu menanggulangi hal tersebut dengan cara melakukan kajian atau penelitian secara ilmiah.

Didalam pendidikan kuliah bidang kehutanan pemuda juga akan mempelajari metode dalam meningkatkan kualitas serta kuantitas produksi kehutanan. Selain itu, kelestarian hutan akan dapat terjaga jika para pemuda mempelajari bidang kehutanan. Hal yang paling memberikan dampak positif ialah kesigapan dalam menanggulangi kerusakan hutan serta bencana yang sering terjadi pada hutan Indonesia.

Faktor kendala yang dialami dalam menumbuhkan minat pemuda Indonesia dalam memilih fakultas yang berhubungan dengan bidang pertanian, perikanan, perkebunan dan kehutanan ialah kenyakinan dalam menjamin mereka jika memilih bidang tersebut. Dalam kata lain realitas pemuda Indonesia sekarang ini banyak yang memiliki pola pikir bahwa tujuan dari kuliah ialah untuk memperoleh materi. Hal tersebut tanpa diseimbangi dengan seberapa besar kontribusi mereka untuk Negara Indonesia khususnya dalam meningkatkan ketahanan pangan.

Pengembangan pola pikir yang salah seperti berpendapat bahwa jadi petani merupakan hal yang memalukan dan tidak memiliki banyak materi semakin berkembang  dalam diri pemuda. Tidak jarang dari mereka menilai bahwa mengambil pendidikan dalam bidang pertanian akan menjadi seorang petani yang memiliki kehidupan yang cukup. Sungguh ironi mereka tidak melihat bahwa peluang mereka menjadi petani yang berintelektual sangat tinggi. Menjadi petani yang dapat menciptakan alat petanian yang canggih  dan ramah  lingkungan. Serta dapat memanfaatkan lahan pertanian dengan cara membuka lahan baru dan menanggulangi pengalihfungsian lahan pertanian menjadi kawasan industri atau perumahan.

Telah tampak sangat besar peluang untuk para pemuda dalam menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki ketahanan pangan sangat kuat. Kesadaran dan kenyakinan yang kukuh merupakan modal dari gerakan pemuda Indonesia dalam membangun negaranya. Negara yang maju ialah Negara yang mampu membuat pemudanya mempunya kontribusi yang besar dalam pembangunan. Ingat, para petani merupakan pahlawan pangan Indonesia. Dan jangan pernah malu menjadi seorang petani yang intelektual.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar